Metode Problem Solving

.
Istilah problem solving sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda pula. Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Enam langkah dalam pelaksanaan metode pembelajaran problem solving adalah:

a. Mengidentifikasi dan memilih permasalahan

Dalam langkah ini difokuskan pada mengidentifikasi permasalahan. Langkah pertama yang digunakan adalah menggunakan metode STAR (Stop, Think, Act, Review). Metode tersebut digambarkan sebagai berikut:



Individu atau grup yang terlibat seharusnya melihat “apa yang sebenarnya menyebabkan kesulitan”. Hal ini seharusnya benar-benar dipikirkan dan disepakati sehingga semua orang berada pada pemahaman yang sama. Ini adalah saat yang tepat untuk membuka proses kesepakatan yang dapat membantu untuk membawa semua orang pada pemahaman yang sama, tapi itu tidak mudah.

Pemahaman sederhana dari konsensus atau kesamaan pemahaman adalah bahwa setiap orang memiliki persetujuan yang sama atau mereka dapat menerima persetujuan tersebut. Jika mereka tidak bisa menyepakatinya, kelompok atau tim belum mencapai konsensus. Kemudian, pada diskusi selanjutnya, dibutuhkan pemahaman pada setiap sudut pandang, dan diperlukan keterbukaan pikiran. Proses ini membutuhkan kerja sama, niat yang baik, dan kemauan untuk dapat fleksibel tentang memahami isu.

Proses ini akan menjadi semakin penting ketika kelompok atau tim bergerak lebih dekat untuk memilih solusi terhadap permasalahan. Menggunaan proses dari awal membaea seluruh kelompok bersama di setiap langkah.

Seluruh proses ini sebenarnya adalah sebuah pendekatan yang sangat sistematis untuk memisahkan hal-hal yang tidak relevan dan tidak terfokus dalam tentang isu-isu yang relevan yang dapat memecahkan masalah. Proses ini juga penting untuk dipelajari pelajari dan menjadi suatu hal yang baik untuk dilakukan. Seperti belajar rumus matematika, ada praktek, review, dan lebih banyak latihan. Pendekatan STAR dan PDSA menjadi penting dalam proses pemecahan masalah (problem solving).



Setelah kelompok, individu, atau tim telah mengidentifikasi masalah, mereka harus menuliskannya dalam sebuah pernyataan yang jelas dan ringkas. Mereka juga harus dapat menulis sebuah pernyataan akhir yang berfokus pada keberhasilan tujuan. Membuat pernyataan akhir juga membantu untuk melihat kesenjangan antara masalah dan tujuan. Seluruh proses ini adalah untuk menghilangkan kesenjangan antara masalah dan tujuan.

b. Menganalisis masalah

Sekarang ketika masalah telah didefinisikan, kemudian dilakukan analisis untuk melihat apa yang menjadi akar penyebab permasalahan. Seringkali orang terjebak dalam gejala atau efek dari masalah atau isu dan tidak mencari penyebab sebenarnya. Kuncinya di sini adalah untuk memfokuskan upaya semua orang pada analisis masalah untuk mencari penyebab sesungguhnya. Setelah penyebabnya ditemukan, rencana dapat dibuat untuk memperbaikinya.

Menganalisis artinya untuk mengumpulkan informasi. Jika tidak ada informasi yang cukup, maka dicari cara untuk melakukan penelitian dan mengambil inormasi dari hasilnya. Setelah informasi tersebut terkumpul, lihat lebih teliti pada apa yang sedang terjadi. Cobalah untuk lihat pada konsensus awal tentang mengapa masalah masalah terjadi.

c. Menghasilkan solusi yang berpotensial.

Sekarang ketika masalah telah dianalisis, kelompok dapat mulai mengembangkan kemungkinan solusi. Ini adalah langkah kreatif dan praktis dimana setiap solusi yang mungkin bervariasi dapat diidentifikasi.

Pada langkah ini menggunakan proses brainstorming yang digunakan di kelas untuk menghasilkan sebagai solusi sebanyak mungkin. Tidak ada jawaban yang salah di sini, saran dan keputusan tidak boleh disampaikan orang lain. Menjelang akhir sesi brainstorming, diberi waktu untuk setiap orang untuk mengklarifikasi saran nya sehingga ada pemahaman bersama untuk menentukan pilihan nanti.

d. Memilih dan merencanakan solusi

Sekarang ada berbagai solusi yang mungkin, sekarang saatnya untuk memilih solusi terbaik untuk menyelesaikan pemasalahan dengan melihat keadaan, sumber daya, dan pertimbangan lainnya. Sekarang kelompok mencoba untuk mencari tahu persis apa yang sebaiknya akan diberikan kepada mereka, dengan apa mereka harus bekerja, dan pertimbangan lain yang akan menghasilkan solusi.

Kelompok ini harus memprioritaskan solusi yang terbaik. Ini adalah proses eliminasi perlahan. Ada beberapa saran yang mungkin segera dieliminasi. Akhirnya, kelompok bermuara pada pilihan untuk satu atau dua solusi terbaik. Kelompok ini kemudian harus mendiskusikan solusi mereka dan melihat kembali kepada konsensus mengenai solusi yang terbaik.

Pada poin ini kelompok tersebut harus melakukan PDSA untuk memiliki PLAN atau rencana aksi yang jelas untuk melacak solusi, mengumpulkan informasi tentang bagaimana solusi itu bekerja, dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

e. Mengimplementasikan solusi

Ini adalah tahap DO dalam PDSA. Pastikan solusinya dapat dilacak agar memiliki informasi untuk digunakan dalam tahap STUDY. Pada tahap ini mungkin akan tampak mudah, tapi benar-benar membutuhkan pendekatan ilmiah untuk mengobservasi atau mengamati secara khusus apa yang terjadi dengan solusi.

f. Mengevaluasi solusi

Langkah terakhir dalam implementasi PDSA adalah tahap STUDY. Apakah solusi yang digunakan bekerja? Jika tidak, mengapa tidak? Apa yang benar, dan apa yang salah? Apa penyesuaian dalam kelompok untuk membuat solusi telah menghasilkan solusi yang dapat bekerja lebih baik?

Ini adalah tahap analisis yang cermat untuk menghasilkan solusi terbaik dengan menggunakan informasi yang dikumpulkan selama tahap DO. Setelah ini analisis kelompok siap melanjutkan pada tahap ACT atas temuan mereka dan masalah harus dipecahkan atau lebih baik di bawah kontrol.